Minggu, 03 Januari 2010

Pidato Padoeka Kolonel Kumajiro Matsui 13 Mei 2602

Sudah Terjual

Pidato Salam dan bahagia dalam pertemuan bangsa Tionghoa tanggal 13 Mei 2602 di9 Poerwokerto oleh Padoeka Kolonel Kumajiro Matsui Pembesar Pemerintah ISAMU Balatentara Nippon. Isi dari pidato ini antara lain :
"Inggris dan Amerikat Serikat telah menebar-nebarkan dakwaan dan toedoehan, bahoea negeri Nippon itoe berangkara-moerka hendak merampas negeri-negeri lainnja! Dakwaan dan toedoehan itoe djoesta belaka!
Dalam pada itoe serangan jang dilakoekan oleh negeri Nippon terhadap Tiongkok itoe, pada hakekatnja tidaklah bermaksoed oentoek merampas daerah-daerah ataoepoen mentjari keoentoengan bagi diri sendiri, ....
Dalam perjanjian antara pemerintah Nippon dan pemerintah Wang Ching Wei, fihak Nippon tidak minta oeang barang sepeserpoen djoega dan tidak minta tanah barang sedjengkalpoen, hanjalah fihak kami minta perdjanjian persaoedaraan berdasarkan atas penjerangan dan pertahanan bersama-sama, soepaja bisa memajoekan perekonomian bersama-sama.
Pada tanggal 9 Maart jang telah laloe Pemerintah Hindia Belanda soedah tachloek dan toendoek serta minta damai kepada Balatentara Nippon dengan tiada memakai sjarat-sjarat dan perdjandjian-perdjandjian soeatoe apapoen djoega.
Oleh karena itoe segenap pendoedoek Indonesia , dari segala bangsa dengan tidak ada kecoealinja, sekarang ada dibawah pandji-pandji dan naoengan TENNO HEIKA .....
Akan tetapi sajang beriboe-riboe sajang bangsa Tionghoa soedah sekian lamanja sampai kepada pendaratan tentara Nippon di Indonesia, selamanja berhoeboengan dengan kekoeasaan Chiang Kai Shek, dan menunjukkan sikapnya anti Nippon dengan mengirimkan beriboe-riboe oeang sokongan sebagai toenjangan kepada perjoangan Chiang Kai Shek.
Sikap dan perboeatan kang demikian itoe kami sekali-sekali tidak bisa meloepakan dan mengampoeni .Djikalau kami maoe sekarangpoen bangsa Tionghoa bisa teroes kami pandang sebagai moesoeh, dan bisa kami rampas segala harta bendanja, akan tetapi kami tidak bverboeat demikian, karena semenjak tentara Nippon mendarat di tanah Jawa, bangsa Tionghoa sudah kami haroeskan membersihkan hatinja jang kotor itoe dan kemoedian berdjanji setija dengan hati jang toeloes dan ichlas kepada tentara Nippon.

Apabila bangsa Tionghoa menolak perjanjian setia ini , ataoepoen coema berdjanji di moeloet sadja, tidak diboektiken dengan njata, niscajalah mereka itoe aka kami pandang sebagai moesoeh , dan oleh karena itu kami tiada akan segan-segan, mengambil tindakan jang keras sekali terhadap mereka itoe.

Semenjak balatentara Nippon tiba di Indonesia, kami soedah menjeksikan sendiri, bagaimana hebatnja rampasan, pembakaran dan penganiajaan jang diperboeat oleh bangsa Indonesia terhadap bangsa Tionghoa.
Dipandang dari soedoet kemoerahan, kebatinan kami menaroeh belas kasihanamat kepada bangsa Tionghoa, atas kesoesahan jang dideritanja itoe.
Sikap dan perboeatan bangsa Indonesia terhadap bangsa Tionghoa jang demikian itoe , kalau diliat dengan kacamata kemoerahan (kebatinan) adalah salah dan jahat sekali.
Akan tetapi, hendaklah segenap bangsa Tionghoa itoe pikiridan selidiki sendiri, apakah sebab-sebabnja sampai diperboeat demikian kepada bangsa Tionghoa.
Bangsa Tionghoa terlaloe memeras keringatnja bangsa Indonesia, terlaloe banjak mereka itoe mengambil oentoeng dari barang dagangannja.
Keadaan jang semacam ini tidak boleh terjadi di Nippon, karena sifat bangsa Nippon ialah sama-rasa sama-rata terhadap segala lapisan rakjat dan terhadap segala bangsa.
Djanganlah bangsa Tionghoa berboeat menghisap darahnja bangsa Indonesia, dengan menaikkan harga barang-barang berlipat ganda ataoepoen menahan dan tidak maoe menjoeal bahan-bahan penghidoepan, sebab perboeatan jang sematjam ini mengatjaoe-balaoekan keamanan oemoem, dan mengharoekan hati rakjat.

Djanganlah poelabangsa Tionghoa mengerdjakan segala apa jang dipropagandakan dan dianjoerkan-anjoerkan oleh fihak Inggris, Amerika dan Chiang Kai Shek.
Djikalau terdengar oleh kami ada pergerakan seperti diatas itoe, pastilah kami tiada segan-segan lagi mengambil tindakan jang keras sekali oentoek pembasmi perboeatan chianat itoe.

Dikota Bandoeng dimana kami diam, adalah koerang lebih 30.000 pendoedoek bangsa Tionghoa. Mereka itoe semoeanja soedah berdjandji setia kepada kami dan semakin lama semakin giat mereka itoe memboektikan dan menjatakan kesetiaan hati mereka itoe dengan bermatjam-matjam djalan, oempamanja saja begini : m

Pada perajaan hari TENTYOTETSU mereka itoe telah mempersembahkan oeang beberapa poeloeh riboe roepijah kepada kami oentoek pembelaan dan pertahanan negeri.
Selain daripada itoe mereka telah mengirimkan beberapa banjak karoeng-karoeng jang berisi handoek, sikat gigi, tandpasta, sisir, bedak, koewe-koewe dll kepada soldadoe-soldadoe Nippon sebagai tanda simpasi.


Maka kamipoen minta kepada sekalian bangsa Tionghoa disini, soepaja mereka itoe dalam waktoe satoe kali dalam sepoeloeh hari mengirimkan wakilnja kepada kantor pemerintah "ISAMU" Balatentara Nippon di Bandoeng boeat mengadakan perhoeboengan dengan pendoedoek Tionghoa di Bandoeng.

Djikalau masih doega terdjadi perboeatan jang menjalahi perentah dan tjita-tjita kami, nistjajalah kami akan menjatuhkan hukuman seberatberatnja atas tanggoenggan bangsa Tionghoa

Ukuran : 21 x 29,7 cm
Jumlah : 4 halaman
Harga : Rp 100.000,-
Kondisi : Mulus Sekali.
Sudah Terjual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar